Loji Gandrung—Ketua Front Pembela Islam (FPI) Surakarta, Choirul menilai, Walikota Solo Joko Widodo sudah ngawur karena membuat pernyataan akan ancaman menutup sekolah yang tidak mau hormat bendera. Menurutnya, Walikota seharusnya melakukan tinjauan ke lapangan dahulu sebelum mengeluarkan statement yang bisa meresahkan banyak pihak. ”Pak Wali tidak usah ngurus masalah hormat bendera,” ujarnya, saat ditemui Joglosemar saat menghadiri dialog antarumat beragama di Lodji Gandrung, Sabtu (11/6). “Lebih baik masalah hormat bendera tidak usah dipermasalahkan secara serius. Saya menyayangkan Jokowi mengeluarkan ancaman untuk menutup sekolah yang tak mau hormat bendera,” katanya. Choirul menambahkan, seharusnya Walikota hati-hati dalam mengeluarkan kata-kata, apalagi masalah yang sangat fundamental. Choirul minta Jokowi jangan mengancam. Dianggap Syirik Menurutnya, sebenarnya masalah pergesekan umat dalam masyarakat di Kota Solo sudah bisa teratasi dengan berbagai macam dialog yang digelar akhir-akhir ini. ”Jokowi sembrono dengan kata-katanya, ini bisa menimbulkan pergesekan baru. Sekarang adalah era keterbukaan, saatnya kita menyelesaikan masalah dengan dialog,” ujarnya. Ditanya, soal syariat tentang hormat bendera, Choirul menilai, bahwa, hormat bendera termasuk syirik. Tetapi Choirul mengingatkan, jangan menghubungkan masalah ini dengan makar. ”Hormat terhadap barang mati adalah syirik. Banyak ulama yang sudah sepakat mengenai masalah itu. Tapi jangan kira bahwa tak hormat bendera berarti makar terhadap negara. Itu pemahaman nasionalisme yang sempit,” katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar