31 Mei 2016 | 15:33 | Ichsan Rosyid - Timlo.net
Solo — Penerapan
Sistem Satu Arah (SSA) di Kawasan Laweyan, Solo dinilai dapat meningkatkan
nilai jual tanah di daerah tersebut. Pasalnya, sejak SSA diberlakukan 17
April lalu, volume kendaraan di perkampungan meningkat sehingga tingkat
perekonomian di daerah tersebut meningkat.
“Biasanya, bila ada peningkatan aktifitas
masyarakat di satu tempat, harga tanah di daerah itu akan naik,” kata praktisi
hukum M Taufiq dalam acara Solo Lawyers Discussion, Selasa (31/5).
Ia
mengusulkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memanfaatkan momentum tersebut untuk
menarik investasi di sektor pembangunan lahan parkir. Menurutnya, potensi
bisnis lahan parkir masih tinggi lantaran belum banyak pelakunya.
“Saya
perhatikan, masih banyak lahan di kampung-kampung di Laweyan dan sekitarnya
yang bisa dimanfaatkan untuk itu,” kata dia.
Kendati
demikian, ia mengingatkan agar Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
(Dishubkominfo) Solo segera menyediakan sarana transportai umum yang memadai
dan terjangkau. Sampai saat ini, ketersediaan transportasi publik di Solo
dinilai masih minim.
“Kita
lihat jalur contraflow di Jalan Radjiman kan masih lengang. Jarak antara
satu bus dengan bus berikutnya terlalu lama. Barangkali faktor itulah yang
menyebabkan kendaraan pribadi masuk jalur contraflow. Mumpung belum
ada bus yang lewat, kendaraan masuk ke situ,” urainya.
Menanggapi
hal itu, Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dishubkominfo Solo, Ari Wibowo
mengakui minimnya transportasi umum di Solo. Hal itu disebabkan adanya kendala
regulasi di tingkat pusat sehingga pengadaan armada Batik Solo Trans belum
rampung hingga saat ini.
“Mudah-mudahan,
tahun ini kita bisa menambah empat koridor baru. Salah satunya melewati
Jalan Radjiman sehingga interval bus bus diminimalisir. Terutama di jalur contraflow,”
terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar