Saham dan Obligasi
Oleh: Dr. Muhammad Taufiq, S.H.,M.H
BAB I
PENDAHULUAN
Dimasa
dewasa ini banyak dari kalangan masyarakat yang menjalankan kegiatan inventasi.
Investasi
pada dasarnya adalah kreatifitas seseorang untuk mendapatkan keuntungan. Dalam
berinvestasi terdapat begitu banyak alternatif yang dapat digunakan oleh
masyarakat pemodal untuk melakukan investasi yang di inginkan, misalnya
investasi dapat dilakukan antara lain menabung, membeli tanah dan bangunan,
membeli emas, maupun membeli surat-surat berharga seperti saham dan obligasi.
Namun, dari begitu banyaknya alternatif investasi, masyarakat pemodal belum
terlalu mengetahui alternatif yang dapat memberikan dia keuntungan yang besar.
Beberapa orang
beranggapan bahwa berinvestasi dengan cara membeli properti, tanah, emas adalah
alternatif investasi yang sangat menjanjikan, padahal berinvestasi di
alternatif ini selain memiliki pengembalian yang rendah juga memiliki risiko
yang cukup besar. Misalnya saja berinvestasi dengan cara membeli properti
(rumah dan tanah), mungkin masyarakat pemodal beranggapan bahwa berinvestasi di
alternatif ini sangat menjanjikan karena harganya semakin lama semakin tinggi
padahal alternatif ini memiliki risiko yang cukup tinggi seperti tergusur
ataupun kebakaran.
Saham dan obligasi
merupakan alternatif investasi yang sangat menjanjikan, namun, masih banyak
masyarakat pemodal yang belum menanamkan kelebihan dananya untuk berinvestasi
di saham dan obligasi di karenakan masyarakat pemodal belum mengetahui
keuntungan yang dapat diberikan saham dan obligasi. Dalam kegiatan investasi tersebut pada umumnya
dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu bursa efek, yang mana dalam
kegiatannya selalu diawasi oleh BAPEPAM. Dalam kegiatan investasi tersebut,
sebagaimana yang kita ketahui bersama pada pasar modal terdapat beberapa
instrument investasi yang sering digunakan sebagai alternatif kegiatan
investasi ini
Secara sederhana saham
dapat diartikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan dan yang menerbitkan
kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Di Indonesia sampai saat
ini semua obligasi yang diterbitkan adalah obligasi atas Unjuk. Contoh obligasi
atas Unjuk dapat dilihat seperti spesimen obligasi yang bunga 18% pertahun.
Kalau diamati tanggal 1 Februari 1997, kupon bunga sebanyak 32 lembar
dilampirkan pada obligasi tersebut dan setiap 3 bulan secara berurutan dapat
dilepaskan untuk memperoleh pembayaran. Keseluruhan obligasi ini mempunyai
nilai nominal Rp. 50 Milyar.
Berbeda dengan obligasi
atas Nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik tercantum dalam sertifikat
obligasi beserta kupon bunga. Sedangkan bagi obligasi atas Nama untuk bunga,
nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan alamat pemilik
dicatat perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman bunga. Kemudian
bagi obligasi atas Nama untuk pokok dan bunga, nama pemilik tercantum dalam
sertifikat obligasi, akan tetapi tidak ada kupon dan bunga langsung disampaikan
kepada pemilik yang namanya tercantum diperusahaan emiten.
1.2
Rumusan masalah
- PENGERTIAN
SAHAM DAN OBLIGASI
- PERBEDAAN
SAHAM DAN OBLIGASI
- JENIS-JENIS
SAHAM DAN OBLIGASI
1.3
Tujuan
Tujuan
pembuatan karya tulis ini adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian dari saham dan obligasi.
2. Untuk
mengetahui perbedaan diantara saham dan obligasi.
3. Untuk
mengetahui jenis-jenis saham dan obligasi.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
PENGERTIAN
SAHAM DAN OBLIGASI
1.1 PENGERTIAN SAHAM
Dalam bahasa Belanda saham disebut “aandeel”,
dan dalam bahasa Inggris disebut dengan ”share”, dalam bahasa Jerman
disebut “aktie”, dan dalam bahasa Perancis disebut “action”.
Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata “saham”
di dalamnya sebagai tanda bukti pemilikan sebagian dari modal perseroan.
Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah
perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal dan
persentase tertentu. Sementara itu, saham merupakan jumlah satuan dari modal
kooperatif yang sama jumlahnya bisa diputar dengan berbagai cara berdagang, dan
harganya bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan dan kerugian atau
kinerja perusahaan tersebut.
Ada berbagai definisi saham yang telah dikemukakan
oleh para ahli maupun berbagai buku-buku teks, antara lain:
· Menurut
Gitman: Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan
perusahaan. (Gitman:2000, 7)
· Menurut
Bernstein: Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari
sebagian perusahaaan. (Bernstein:1995, 197)
· Menurut
Mishkin: Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan
dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim
atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada
yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. (Mishkin:2001, 4).
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa saham menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan dan memberikan hak
kepada pemiliknya. Kepemilikan tersebut memberikan kontribusi kepada
pemegangnya berupa return yang dapat diperolehnya, yaitu keuntungan
modal (capital gain) atas saham yang memiliki harga jual lebih tinggi
daripada harga belinya, atau deviden atas saham tersebut. Di samping hak
lainnya non-financial-benefit berupa hak suara dalam RUPS. Peluang untuk
mendapatkan return dari capital gain ini memotivasi para investor
untuk melakukan perdagangan saham di pasar modal (Bursa Efek).
1.2
PENGERTIAN OBLIGASI
Kata obligasi berasal dari
bahasa Belanda, yaitu obligatie atau obligaat, yang berarti
kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan atau surat hutang suatu pinjaman Negara
atau daerah atau perseroan dengan bunga tetap. Menurut UU Pasar Modal No. 8
tahun 1995, Obligasi Konvensional yaitu surat berharga jangka panjang yang
bersifat hutang yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi dengan
kewajiban membayar bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok pada saat
jatuh tempo.
Obligasi merupakan instrumen
utang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal. Jangka waktu jatuh tempo
dari suatu obligasi adalah jumlah tahun yang telah dijanjikan oleh emiten untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya, jatuh tempo dari obligasi mengacu pada tanggal
berakhirnya eksistensi utang tersebut dan hari dimana emiten akan menebus
obligasi dengan membayar jumlah yang terutang.
B. PERBEDAAN
SAHAM DAN OBLIGASI
Perbedaan
Antara Saham dengan Obligasi
- Penghasilan pemilik saham disebut
sebagai deviden dimana frekuensi penghasilan yang dia terima tidak ditentukan
sedangkan pada pemilik obligasi, penghasilan yang diterima sudah
disebutkan pada surat obligasi dengan tingkat bunga yang sudah disesuaikan
untuk jangka waktu tertentu.
- Keuntungan
investasi yang
didapatkan oleh pemegang saham bergantung pada keuntungan perusahaan
sehingga tidak bisa ditentukan secara tetap. Bahkan dalam beberapa kasus
jika perusahaan merugi maka Anda selaku pemegang saham juga merasakan
imbasnya. Sedangkan pemegang obligasi keuntungannya sudah dapat dipastikan
karena pada faktanya tidak memiliki hubungan dengan perusahaan.
- Harga
investasi saham
tidak bisa dipastikan dan cukup sulit untuk diprediksi. Terkadang harga
saham bisa naik namun tidak jarang juga turun, bergantung pada
perkembangan perusahaan. Sedangkan harga obligasi biasanya relatif stabil
dan sensitif terhadap suku bunga dan tingkat inflasi.
- Bentuk
kepemilikan pada
saham adalah pemegang saham memiliki hak milik terhadap perusahaan
tertentu, sedangkan bentuk kepemilikan pada obligasi hanya berbentuk
pengakuan utang. Jadi, pemegang saham sudah sebagai pemilik perusahaan
atau memiliki hak pada suatu perusahaan, sedangkan pemegang obligasi bukan
pemilik perusahaan melainkan perusahaan hanya berutang.
- Waktu
investasi saham
bersifat jangka waktu tidak tertentu sedangkan obligasi sudah memiliki
jangka waktu yang ditetapkan.
- Pajak pemegang saham sudah
dipotong terlebih dahulu jadi keuntungan yang diperoleh oleh bersifat
bersih, sedangkan pemilik obligasi, keuntungan yang akan diperoleh
mengalami pemotongan. Karena itu biasanya perhitungan potongan pajak sudah
dilakukan terlebih dahulu sebelum pembayaran utang oleh pihak perusahaan.
- Hak
suara atau
menentukan kebijakan perusahaan pada pemegang saham memiliki andil untuk
menentukannya karena merupakan pemilik perusahaan juga. Sedangkan pemegang
obligasi tidak dapat ikut serta menentukan kebijakan perusahaan karena
statusnya adalah sebagai pemberi pinjaman.
- Jika likuidasi atau pembubaran terjadi pada perusahaan maka
pemegang saham tidak memiliki hak prioritas untuk pembagian. Pembagian bukan
prioritas perusahaan. Namun pada pemegang obligasi punya klaim inferior
untuk mendapatkan aset-aset yang dipunyai oleh perusahaan demi pembayaran
utang. Oleh karena itu, pemilik obligasi diprioritaskan ketika perusahaan
mengalami likuidasi.
Dari pengertian
dan perbedaan antara saham dan obligasi diatas tentu kita bisa memilih mana
investasi yang cocok dilakukan, kita dapat mempertimbangkan mengenai jangka
waktu, keuntungan dan kemungkinan yang terjadi. Dengan demikian kita dapat
menentukan jenis investasi yang terbaik untuk keuntungan yang didapatkan serta
kemungkinan resiko yang ada.
ANALISIS PEMBAHASAN
SAHAM
Saham adalah tanda
penyertaan modal
pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal
membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat
pemodal itu dikategorikan sebagai investor dan spekulator. Investor disini
adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan
deviden dan capital gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah
masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs
dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham
memberikan dua macam penghasilan yaitu deviden
dan capital gain.
Saham yaitu
satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu
pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan
saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka
panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) - dengan imbalan uang
tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain
menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui
pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary
market).
Pasar yang di dalamnya berjalan usaha jual-beli saham disebut
Bursa, dimana didalamnya juga melibatkan para broker yang menjadi perantara
antara penjual dengan pembeli. Disebut sebagai bursa karena dinisbatkan kepada
sebuah hotel di Belgia dimana kalangan konglomerat dan para broker berkumpul
untuk melakukan operasi kerja mereka. Atau dinisbatkan kepada sorang lelaki
Belgia bernama Deer Bursiah, yang memiliki sebuah istana tempat berkumpulnya
kaum konglomerat dan para broker untuk tujuan yang sama.
Target bursa adalah menciptakan pasar simultan dan kontinu
dimana penawaran dan permintaan serta orang-orang yang hendak melakukan
perjanjian jual-beli dipertemukan. Tentunya semua itu dapat menggiring kepada
berbagai keuntungan.
Saham diperjualbelikan di pasar modal. Salah satu pasar modal
yang cukup dikenal oleh masyarakat adalah bursa saham. Selain saham, bursa
saham juga menyediakan sarana untuk perdagangan sekuritas dan instrumen
finansial lainnya, seperti obligasi, reksa dana, mata uang, ORI, dll. Untuk dapat
memperjualbelikan sahamnya dalam suatu bursa saham, perusahaan yang
bersangkutan harus mendaftarkan sahamnya terlebih dahulu di bursa saham.
Untuk berinvestasi di saham, disarankan untuk melakukan
teknik evaluasi terlebih dahulu dan uang yang hendak diinvestasikan disebar di
dalam beberapa saham, agar resiko bisa dibagi. Selain itu, banyak ahli
menyarankan agar berinvestasi di dalam saham dilakukan dalam jangka panjang.
Mereka menyarankan rentang waktu antara 10-20 tahun untuk bisa mendapatkan
hasil yang signifikan dalam berinvestasi di dalam saham.
Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock)
dan saham
preferen (preferred stock). Saham preferen biasanya disebut
sebagai saham campuran karena memiliki ciri-ciri hampir sama dengan saham biasa.
Biasanya saham biasa hanya memiliki satu jenis tapi dalam beberapa kasus
terdapat lebih dari satu, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Saham biasa
memiliki beberapa jenis, seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan lainnya.
Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri dan
simbol huruf tidak memiliki arti apa-apa.
I.
JENIS-JENIS
SAHAM
a. Jenis-jenis saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar
dan Likuditas.
Kapitalisasi Pasar
adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Suatu
saham yang berkapitalisasi besar biasanya lebih likuid atau mudah
diperjualbelikan di bursa. Berdasarkan kapitalisasinya, jenis-jenis saham
dikategorikan menjadi:
- Saham Unggulan atau Papan Atas (Blue Chip - big cap)
Saham yang
termasuk kategori ini adalah saham berkapitalisasi pasar diatas Rp. 40 triliun.
Selain berkapitalisasi besar saham-saham ini juga tergolong blue chip,
yaitu saham perusahaan besar dengan kinerja dan fundamental yang baik, dikelola
dengan professional, bergerak pada bidang industri yang dibutuhkan banyak
orang, dapat mencetak untung besar dan rutin membagikan deviden. Saham ini
fundamentalnya kuat dan tidak mudah digoreng oleh bandar karena kapitalisasi
pasarnya besar dan jenis saham ini juga layak dimiliki untuk investasi jangka
panjang dibandingkan dengan saham lain.
Pada Bursa
Efek Indonesia, saham-saham yang masuk dalam kategori blue chip
biasanya terdaftar dalam indeks LQ 45. Namun, pada bursa saham Indonesia sampai
sekarang tidak ada kriteria dan pengkategorian yang jelas untuk membedakan
saham blue chip atau tidak. Jadi, di mata investor, ada beberapa
saham yang dianggap blue chip, ada yang dianggap tidak.
Walaupun
belum ada kriteria yang jelas, tetapi berdasarkan beberapa prespektif ada
ciri-ciri perusahaan yang memiliki saham blue chip. Cirinya
diantaranya adalah ukuran perusahaan besar. Artinya, perusahaan ini memiliki
jangkauan pasar yang luas, aset yang besar dan modal yang kuat.
Selain itu,
perusahaan memiliki reputasi dan nama baik. Reputasi yang baik diukur dari
manfaat nyata yang diberikan oleh perusahaan tersebut kepada masyarakat.
Misalnya perusahaan motor. Dengan adanya motor, masyarakat akan mudah bepergian
ke mana pun.
Ciri
lainnya, perusahaan memiliki kinerja keuangan yang sehat dan manajemen yang
profesional. Perusahaan juga konsisten dan kontinyu membagi deviden bagi para
pemegang sahamnya. Perusahaan dengan saham blue chip, likuiditas
saham di pasar cukup tinggi, ditandai dengan tingginya jumlah saham yang
beredar di masyarakat.
Contoh saham
blue chip yang ada di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Astra Internasional Tbk
(ASII), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan masih banyak lagi.
- Saham
Lapis Kedua (Second Layer – medium cap)
Saham-saham perusahaan yang lebih kecil dari saham blue
chip. Kapitalisasi pasarnya antara Rp. 1 triliun sampai Rp. 40 triliun.
Pergerakan harga saham lapis kedua biasanya berfluktuatif dan fundamental
perusahaan cukup baik, tetapi masih dalam tahap prospek berkembang. Beberapa
saham lapis kedua juga tidak begitu likuid dan rentan terhadap aksi
goreng-menggoreng di bursa.
Saham lapis kedua di beberapa negara juga dengan penny
stock yang biasanya harganya dibawah 1.000 jika diluar negeri biasanya dibawah
1 dollar. Ciri-cirinya saham lapis kedua ini biasanya likuiditasnya rendah
tetapi menyimpan potensi keuntungan yang luar biasa terkadang sampai ribuan
persen, akan tetapi tentu saja tidak terlepas dengan risiko yang besar pula
dimana biasanya saham lapis kedua ini di manipulasi sedemikian rupa.
Lantas apakah saham ini harus di jauhi? Tentu saja
tidak juga, investor smart dapat menyisihkan sebagian kecil portofolionya
ke saham lapis kedua tentu saja dengan menggabungkannya dengan analisa
fundamental. Terkadang banyak sekali saham lapis kedua yang fundamentalnya
bagus, tetapi karena likuiditasnya kecil sering kali kita mengabaikannya tetapi
menyimpan potensi keuntungan yang luar biasa contohnya seperti saham CNKO.
- Saham
Lapis Ketiga (Third Layer – small cap)
Saham-saham jenis ini memiliki likuiditas dan kapitalisasi
pasar yang amat kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun. Jenis saham ini juga sering
dikenal sebagai saham tidur dan sedikit orang yang memilikinya.
Sedangkan mudah atau
tidaknya anda membeli atau menjual saham ditentukan oleh likuiditas saham tersebut.
Berdasarkan likuiditasnya, karakter saham dapat dikategorikan menjadi:
·
Saham Berlikuiditas Tinggi
Jenis
saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan mempermudah investor untuk
membeli dan menjual saham tersebut. Umumnya saham-saham yang termasuk dalam
kategori ini adalah saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar (big
cap) dan fundamental yang bagus. Tetapi tidak semua saham yang
fundamentalnya bagus memiliki likuiditas yang tinggi. Misalnya, saham HM Sampoerna (HMSP). Kedua
perusahaan tersebut memiliki fundamental yang bagus, tapi sahamnya tidak
likuid.
·
Saham Musiman (Cylical Stock)
Saham
jenis ini akan bergerak aktif apabila ada peristiwa tertentu yang mempengaruhi
kondisi bisnis emiten tersebut. Biasanya,
saham-saham seperti ini baru akan bergerak aktif, jika ada kejadian tertentu
yang mempengaruhi kondisi bisnis pada saham tersebut, baik itu kejadian politik
atau ekonomi. Misal : saham pada PT Matahari Putra Prima. Saham emiten yang
berkode MPPA ini biasanya bergerak aktif saat musim liburan atau menjelang Hari
Raya. Biasanya, pada saat seperti itu orang akan belanja besar-besaran.
Sehingga, pendapatan perusahaan ini pun bisa menggelembung.
·
Saham Tidur
Saham
ini tingkat likuiditasnya sangat rendah. Umumnya saham ini akan bergerak apabila
ada aksi korporasi (corporate action)
atau berita yang terkait dengan eksistensi emitennya. Informasi yang ada
mengenai perusahaan tersebut biasanya hanya berupa rumor, tapi pergerakan harga
sahamnya dapat sangat drastis. Saham ini sering kali menjadi sasaran empuk bagi
para bandar dalam aksi goreng-menggoreng.
b. Jenis-jenis saham berdasarkan Kepemilikannya
·
Saham Biasa (Common Stock)
Saham Biasa (common stock)
adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat yang
memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban menyangkut andil
kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham biasa mempunyai sifat kebalikan dari
Saham Preferen (preferred stock) dalam hal pengambilan suara, pembagian
deviden dan hak-hak yang lain.
Pemegang
saham biasa dapat mempengaruhi kebijakan korporasi melalui proses pengambilan
suara (voting) dalam pembuatan tujuan dan kebijakan, stock split
dan memilih dewan direksi perusahaan. Pemegang saham biasa mempunyai keuntungan
dalam bentuk deviden dan capital gain.
Sebagian
besar saham yang beredar di bursa adalah saham umum. Pemilik saham ini akan
menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut. Jika suatu saat
perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan
menerima hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban
atau hutang pada pihak lain sudah dilunasi.
·
Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham Preferen (preferred stock) adalah bagian saham yang memiliki tambahan hak melebihi saham biasa. Saham preferen
disebut juga dengan saham istimewa sebab mempunyai banyak keistimewaan.
Biasanya keistimewaan ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuiditas.
Jenis
saham ini memberikan deviden kepada
pemegang sahamnya secara pasti. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau
bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa aset
perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya deviden yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah
ditetapkan.
Saham
preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond)
dan saham biasa, seperti bond yang
membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang
tetap berupa deviden preferen seperti
saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim
pemegang obligasi (bond) dibandingkan
dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran
terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).
Kelebihan
dalam hal pembagian deviden adalah
bahwa deviden yang dibagi pertama
kali harus dibagikan untuk saham preferen, kalau ada kelebihan baru dibagikan
kepada pemegang saham biasa. Deviden
saham preferen tidak terutang atas dasar waktu, tetapi baru terutang jika sudah
diumumkan oleh perusahaan. Dalam hal pimpinan perusahaan tidak mengumumkan
pembagian deviden dalam suatu periode
maka deviden tidak hilang.
Biasanya
saham preferen mempunyai nilai nominal dan devidennya dinyatakan dalam
persentase dari nilai nominal. Apabila saham prioritas tidak mempunyai nilai
nominal maka devidennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan bukan dalam bentuk
persentase.
Suatu
perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham preferen disebut
saham preferen ke satu, saham preferen kedua dan seterusnya, dimana saham
preferen kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham preferen
kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Saham preferen dipisah lagi
menjadi:
i.
Saham preferen
kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang
devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain
saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya.
Apabila dalam satutahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada tahun-tahun
berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu sehingga
dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
ii.
Saham preferen
tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen
kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan
memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada
deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan
mendapat proritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak
seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak
menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya
tidak akan dibayar ditahun kemudian.
iii.
Saham preferen
partisipasi. Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya
tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping
memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala
perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.
iv.
Saham preferen
konvertibel (convertible preferred
stocks). Adalah saham preferen yang dapat diujur dengan surat
berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini
umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan
saham biasa. Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan
dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap
keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.
c. Jenis-jenis
saham berdasarkan Volatilitas
Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi
harga harian suatu saham. Saham dengan fluktuasi harga yang tinggi disenangi
oleh para trader, namun saham ini juga bisa memicu kerugian besar kalau
tidak hati-hati. Berdasarkan volatilitasnya, jenis saham dibagi menjadi:
·
Saham dengan Volatilitas Tinggi
Saham ini memiliki jarak fluktuasi harga
yang lebar. Mudah naik dan mudah turun, seringkali dalam transaksi harian
pergerakannya bisa mencapai 5-10% atau lebih.
·
Saham dengan Volatilitas Rendah
Saham ini kalau bergerak sangat lambat. Setiap
kali naik sekitar 1-2% atau kurang. Jenis saham ini tidak cocok untuk seorang trader.
Jangan terjebak pada saham yang tiba-tiba ramai
sesaat. Pada saat suatu saham
tidur sedang digerakkan, saham tersebut bisa sangat sering ditransaksikan,
seakan-akan saham tersebut sangat likuid, harganya naik turun dengan cepat, sehingga
sangat menarik bagi trader. Jangan terjebak, setelah puas digoreng,
saham tersebut biasanya tidur lagi, dan akhirnya yang masuk belakangan akan
gigit jari. Jika ingin dijual
akan terpaksa dijual di harga rendah. Jadi sebaiknya
dipantau terus, jangan terbatas pada
rentang waktu tertentu. Volatilitas juga berbeda pada kondisi normal dan
krisis. Pada saat krisis volatilitas saham cenderung lebih tinggi, bahkan dalam
beberapa kasus saham bisa naik dan turun sebesar 10-20% dalam sehari. Oleh
karena itu situasi krisis sebenarnya merupakan peluang bagi trader untuk
mendapatkan profit berlipat-lipat. Karena alasan ini pula, banyak investor yang
berpaling menjadi trader di saat krisis.
d. Jenis-jenis saham berdasarkan Cara Peralihan
Hak
·
Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Saham
Atas Unjuk adalah saham yang tidak mempunyai nama
pemilik saham tersebut.
Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata uang. Oleh karena
itu kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dapat
dipalsukan. Dalam saham jenis ini pada sertifikatnya tidak tercantum nama
pemilik saham sehingga manakala pemiliknya ingin menjual atau memindahkan
kepada orang lain akan dapat melaksanakannya dengan mudah.
·
Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Saham
Atas Nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Saham jenis
ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini memuat nama pemiliknya
dan nama ini akan tercantum dalam buku perseroan sehingga apabila terjadi
pemindahan saham atas nama maka harus menempuh prosedur tertentu yang harus
dipenuhi.
Saham
ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah tercantum dalam buku
perseroan sehingga apabila saham ini hilang maka cukup memberitahukan kepada
perusahaan untuk meminta penggantian.
II.
STRUKTUR
MODAL PERUSAHAAN
Saham yang
dikeluarkan perusahaan nantinya merupakan bukti penyertaan pemegang saham
kadalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan
nama modal saham. Modal saham dapat dibagi atas tiga macam yaitu:
a. Modal Dasar
Dalam anggaran dasar
perseroan akan dicantumkan modal dasar yang menggambarkan estimasi modal yang
akan dikeluarkan oleh perusahaan. Modal dasar ini dibagi dalam sejumlah saham
dengan nilai nominal tertentu. Semakin kecil nilai nominal lembar saham akan
semakin banyak lembar saham yang harus dikeluarkan oleh perseroan.
b. Modal Ditempatkan
Jika modal yang
ditempatkan kurang dari batas minimal yang ditetapkan maka perseroan tidak akan
diakui atau disahkan oleh pemerintah dan keberadaannya tidak dianggap sebagai
perseroan terbatas tetapi akan tunduk pada ketentuan perusahaan persekutuan.
Jika sudah demikian, antara harta peribadi dan harta perusahaan tidak akan
terpisah dan para pemilik perusahaan mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan
segala kewajibannya meskipun seluruh harta pribadinya tidak mencukupi.
c. Modal Disetor
Semua pendiri
perseroan terbatas bertanggung jawab terhadap seluruh modal ditempatkan akan
tetapi walaupun demikian tidak harus setoran kedalam perusahaan dilakukan pada
saat perusahaan baru beroperasi. Ada batas kontribusi minimal besarnya uang
yang harus disetor kadalam perusahaan dan setiap negara mempunyai kebijakan
sendiri.
Nilai suatu saham
dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda, yaitu:
a. Suatu
saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan dengan
kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu
saham, akan tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor
penuh dalam neraca.
b. Nilai
buku perlembar saham, yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai
buku perlembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang
dimiliki oleh pemegangnya.
c. Nilai
pasar, yaitu nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham di bursa saham. Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks harga
saham gabungan ( IHSG ).
d. Nilai
fundamental atau nilai intrinsik saham, yaitu menentukan harga wajar suatu
saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya
sehingga tidak terlalu mahal.
III.
PASAR BURSA
Ada beberapa istilah
Pasar di dunia saham yang dijelaskan di bawah ini:
a. Pasar
Perdana
Pasar perdana adalah
proses awal dimana sebuah perusahaan ingin melepas / menjual sahamnya kepada
publik (masyarakat), proses ini biasa disebut dengan IPO (Initial Public
Offering), tempat transaksi beli nya Langsung melalui sekuritas yang di
telah ditunjuk ....untuk penjelasan detailnya klik IPO dan Prosesnya
b. Pasar
Sekunder
Proses selanjutnya
setelah Pasar Perdana melepas IPO adalah pasar sekunder, di pasar
sekunder transaksi jual belinya dilaksanakan melalui Bursa Efek Indonesia
tetapi untuk proses ini anda tetap melalui broker/sekuritas yang anda pilih
sendiri dan harus memiliki rekening di broker/perusahaan sekuritas tersebut.
Investor dapat
melakukan transaksi perdagangan saham di Bursa dengan cara melalui:
a. Pasar
Reguler
Cara
perdagangan di pasar reguler seperti adalah cara yang umum dilakukan investor,
sesama investor melakukan tawar menawar harga, jika ada harga yang cocok antar
para investor maka transaksi akan DONE (selesai), setelah itu proses pembayaran
(beli) atau menerima pembayarannya (Jual) di lakukan pada T+3 (3 hari setelah
transaksi investor DONE (selesai).
Contoh:
Saham PT. Ogah Rugi di bursa saat itu harganya Rp. 5.000 / lbr saham.
Lalu ada investor ingin membeli di harga Rp 5.050 (ada batasan maksimum
pergerakan harga, jam perdagangan dan batas harga),
lalu ada yang mau menjual di harga 5.050. Harga sudah cocok (match) proses
langsung DONE (selesai). Kalau tidak ada pasangan penjual n pembeli dengan
harga yang sama, proses akan mengantung dan akan di clear pada saat penutupan
jam trading saham/close market.
b. Pasar
Negoisasi
Cara
perdagangan di pasar negoisasi, hampir sama dengan reguler ada tawar menawar
juga tetapi tidak dilakukan di pasar bursa efek (tetap dalam pengawasan Bursa).
Tawar menawar harganya hanya antar investor secara pribadi, seperti kita
menawar harga telur dipasar, pembeli telur langsung melakukan tawar menawar
dengan penjual telur.
Biasanya
pasar negoisasi ini dipilih oleh investor karena investor memiliki jumlah
lembar saham tidak sampai 1 Lot (500 lembar). Di pasar negoisasi ini
harga yang ditawarkan bisa lebih murah dibandingkan harga saham saat itu. Perlu
diketahui jumlah saham yang bisa diperdagangkan di pasar reguler minimal 1 Lot
(500 lembar). Maka apabila kurang dari 1 Lot gunakan pasar negoisasi.
c. Pasar
Tunai
Cara
perdagangan di pasar tunai sama persis seperti pasar reguler hanya saja sistem
pembayarannya yang berbeda. Di pasar reguler pembayaran T+3, sistem pembayaran
di pasar tunai T+0 jadi dilakukan hari itu juga.
Apapun cara
perdagangan yang digunakan untuk transaksi, perhatikan aturan-aturan yang telah
ditetapkan di masing-masing pasar perdagangan, jika memilih pasar reguler
pembayarannya T+3, jangan lewat dari T+3 karena akan dikenakan bunga
sebesar 0.2% /hari termasuk hari libur. Jika anda menggunakan pasar
negoisasi maka pastikan bahwa transaksi anda disepakati oleh bursa.
Macam-macam
transaksi Pasar Bursa:
a. Pertama: Dari Sisi Waktunya
·
Transaksi instan. Yakni transaksi dimana dua
pihak pelaku transaksi melakukan serah-terima jual-beli secara langsung atau
paling lambat 2×24 jam. Transaksi instan adalah serah-terima barang sungguhan,
bukan sekedar transaksi semu, atau bukan sekedar jual-beli tanpa ada barang,
atau bisa diartikan ada serah-terima riil.
·
Transaksi berjangka. Yakni transaksi yang
diputuskan setelah beberapa waktu kemudian yang ditentukan dan disepakati saat
transaksi. Terkadang harus diklarifikasi lagi pada hari-hari yang telah
ditetapkan oleh komite bursa dan ditentukan serah-terimanya di muka. Transaksi
berjangka tujuannya pada umumnya adalah hanya semacam investasi terhadap
berbagai jenis harga tanpa keinginan untuk melakukan jual-beli secara riil,
dimana jual-beli ini pada umumnya hanya transaksi pada naik turun harga-harga
itu saja.
Baik transaksi
instan maupun transaksi berjangka terkadang menggunakan kertas-kertas berharga,
terkadang menggunakan barang-barang dagangan. Bahkan diantara transaksi
berjangka ada yang bersifat permanen bagi kedua pihak pelaku. Ada juga yang
memberikan beberapa bentuk hak pilih sesuai dengan bentuk transaksi. Transaksi
yang memberikan hak pilih ini memiliki perbedaan dari transaksi lain, bahwa
orang yang mendapatkan hak pilih harus membayar biaya kompensasi bila ia
menggunakan hak pilih tersebut.
b. Kedua: Dari Sisi Objek
Dari sisi objeknya
transaksi bursa efek ini terbagi menjadi dua:
·
Transaksi yang menggunakan barang-barang
komoditi (Bursa komoditi).
·
Transaksi yang menggunakan kertas-kertas
berharga (Bursa efek).
Dalam
bursa komoditi yang umumnya berasal dari hasil alam, barang-barang tersebut
tidak hadir. Barter itu dilakukan dengan menggunakan barang contoh atau
berdasarkan nama dari satu jenis komoditi yang disepakati dengan penyerahan
tertunda.
Bursa
efek sendiri objeknya adalah saham dan giro. Kebanyakan transaksi bursa itu menggunakan
kertas-kertas saham tersebut. Giro yang dimaksud di sini adalah cek yang berisi
perjanjian dari pihak yang mengeluarkannya, yakni pihak bank atau perusahaan
untuk orang yang membawanya agar ditukar dengan sejumlah uang yang ditentukan
pada tanggal yang ditentukan pula dengan jaminan bunga tetap, namun tidak ada
hubungannya sama sekali dengan pergulatan harga pasar.
IV.
NILAI-NILAI
SAHAM
Ada dua pendekatan
untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan dengan harga saham (Husnan,
1996: 315) yaitu:
a. Analisa
Fundamental Saham: Menyaring Informasi Bursa
Belajar investasi mencakup mempelajari bagaimana
cara menganalisa instrumen investasi melalui informasi yang ada. Hal ini juga
berlaku dalam berinvestasi saham. Informasi sangat penting
bagi investor. Investor yang ingin berinvestasi saham untuk jangka panjang
wajib melakukan analisis fundamental dengan mencari tahu mengenai apa saja yang
berkaitan dengan saham dan perusahaan yang menerbitkannya dan informasi lain
yang sensitif terhadap saham sebagai bahan analisa fundamental saham.
Analisis fundamental adalah analisis berdasarkan
faktor-faktor fundamental yang akan mempengaruhi nilai nominal saham suatu perusahaan dengan
mencoba melihat kondisi perekonomian, industri, prospek saham dan tersebut.
Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu analisis
ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan;
· Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu analisis yang
digunakan pada model teknik fundamental. analisis ini cenderung digunakan untuk
mengetahui keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi.
Unsur-unsur makroekonomi yang biasa dianalisis melalui analisis
ekonomi ini adalah faktor tingkat bunga, pendapatan nasional suatu negara, kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal yang diterapkan oleh suatu negara. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui potensi dari faktor makro yang pastinya menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian dari investasi.
Alasan mengapa kebijakan moneter dapat
mempengaruhi return saham yang diterima
dikarenakan oleh besar kecilnya tingkat jumlah uang yang beredar.
Ketika jumlah uang yang beredar semakin tinggi, maka terdapat kecenderungan
meningkatnya kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan
mendapatkan supply uang yang
lebih tinggi dari biasanya. Ketika supply uang tinggi, maka kegiatan
operasional yang bersifat profit
oriented juga akan meningkat dan otomatis akan membuat laba perusahaan
meningkat pula. Hal ini pada gilirannya nanti akan meningkatkan return saham dari perusahaan yang
bersangkutan.
· Analisis
Industri
Analisis
industri merupakan salah satu bagian dari analisis fundamental. Analisis
industri biasanya dilakukan setelah kita melakukan analisis ekonomi. Dalam
analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai
industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek
paling menjanjikan ataupun sebaliknya. Setelah melakukan analisis industri,
investor nantinya akan menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk
mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan
dimasukkan dalam portofolio yang akan dibentuknya.
Analisis
industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor, karena analisis
tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk mengidentifikasi
peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karasteristik risiko
dan return yang menguntungkan bagi investor. Beberapa penelitian yang terkait
dengan analisis industri, telah didokumentasikan oleh Reilly dan Brown (1997)
dan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan seperti berikut ini:
i.
Studi
mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan bahwa industri yang berbeda
mempunyai tingkat return yang berbeda pula;
ii.
Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap
tahunnya;
iii.
Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang
sama, terlihat cukup beragam;
iv.
Tingkat
risiko berbagai industri juga beragam; dan
v.
Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu.
Dapat
disimpulkan bahwa analisis industri penting dilakukan untuk meminimalkan risiko
ataupun mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang menguntungkan.
Selanjutnya analisis industri juga perlu diikuti oleh analisis perusahaan,
sehingga investor dapat menentukan saham-saham dari perusahaan mana saja dalam
suatu kelompok industri yang mempunyai kombinasi return-risiko yang terbaik.
Dalam
melakukan analisis industri, investor juga perlu menilai suatu industri dan menentukan
return yang diharapkan dari suatu industri yang akan dianalisis. Dengan menilai
dan menentukan return yang diharapkan dari suatu industri, investor akan dapat
menentukan peluang investasi pada industri-industri yang punya prospek terbaik.
Untuk menilai suatu industri, ada dua langkah yang perlu dilakukan, yaitu: (1)
mengestimasi Earning Per Share (EPS) yang diharapkan dari suatu
industri, dan (2) mengestimasi Price Earning Ratio (P/E) yang diharapkan
atau disebut juga sebagai ecpected earning multiplier industri.
Selanjutnya, jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka akan diperoleh
nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of
industry).
Dengan
mengetahui nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri selanjutnya akan
dapat ditentukan tingkat return yang diharapkan dari suatu industri. Caranya
adalah dengan membagi nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah
dengan dividen yang diharapkan dari industri, dengan nilai awal industri
tersebut pada periode sebelumnya. Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat
return yang diharapkan dari industri terhadap tingkat return yang disyaratkan
oleh investor, investor akan dapat menentukan industri mana saja yang layak
dijadikan pilihan investasinya. Dalam penentuan keputusan investasi industri
tersebut, pilihan investor sebaiknya pada industri-industri yang mampu
memberikan return dharapkan yang lebih besar dibanding tingkat return yang
disyaratkan investor.
*
Estimasi earning per share industry
Untuk mengestimasi EPS kita perlu
mengestimasi penjualan per lembar saham dari suatu industri terlebih dahulu.
Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan
suatu industri, yaitu dengan daur hidup industri (industri life cycle),
analisis input-output, serta hubungan antara industri dengan ekonomi secara
keseluruhan. Ketiga teknik tersebut sifatnya saling melengkapi, sehingga
investor dapat mengkombinasikan ketiga teknik tersebut untuk mendapatkan
gambaran lengkap mengenai posisi dan prospek industri dalam beberapa skenario.
i.
Prakiraan penjualan dan
daur hidup industri
Tahap perkembangan industri dapat
digunakan untuk mengestimasi besarnya penjualan dari suatu industri. Tahap
perkembangan industri umumnya dibagi menjadi lima yaitu tahap permulaan, pertumbuhan
yang cepat, tahap kedewasaan (mature), stabil dan penurunan.
▫
Tahap permulaan: masa-masa awal perkembangan sebuah industri,
pertumbuhan penjualan sangat kecil, dan profit yang dihasilkan kemungkinan akan
menunjukkan angka negatif karena perusahaan harus mengeluarkan dana yang cukup
besar untuk menutupi biaya promosi dan pengembangan produk di awal-awal
pertumbuhan industri.
▫
Tahap pertumbuhan: penjualan tumbuh sangat cepat, permintaan
meningkat, persaingan belum begitu ketat, profit tumbuh dengan tinggi.
Pertumbuhan industri pada tahap ini akan cenderung lebih besar dari pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan.
▫
Tahap kedewasaan: pertumbuhan penjualan mulai menurun, banyak
pesaing mulai masuk dan permintaan relatif stabil. Oleh karena itu, profit akan
mengalami penurunan dan menuju tingkat keuntungan yang normal. Pertumbuhan
industri pada tahap ini sedikit lebih besar dari pertumbuhan secara
keseluruhan.
▫
Tahap stabil: tahap yang paling panjang dalam daur hidup
industri. Pada tahap ini investor mengestimasi pertumbuhan penjualan secara
mudah karena penjualan berkorelasi tinggi dengan kondisi ekonomi. Namun
besarnya pertumbuhan penjualan masing-masing perusahaan secara individual dalam
suatu industri akan berbeda-beda satu dengan yang lain, tergantung dari
kemampuan manajerial dari masing-masing perusahaan.
▫
Tahap penurunan: tingkat penjualan dan profit industri
semakin menurun, perusahaan ada yang mulai keluar dari industri dan investor
mulai berpikir untuk mencari alternatif industri lain yang lebih menguntungkan.
Pertumbuhan industri pada tahap ini akan jauh di bawah pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan.
Dengan mengestimasi tahap daur hidup
suatu industri, secara umum kita dapat mengestimasi tingkat pertumbuhan
penjualan suatu industri.
ii.
Prakiraan penjualan dan
analisis input-output
Analisis input-output adalah suatu
cara alternatif untuk mengetahui gambaran prospek penjualan suatu industri di
masa yang akan datang, dengan cara mengidentifikasi pemasok (supplier) dan
konsumen dari sautu industri. Dengan melakukan analisis input-output, kita
dapat mengestimasi permintaan konsumen di masa datang, serta kemampuan pemasok
untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan dalam suatu industri.
Informasi tersebut nantinya dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat
penjualan dan keuntungan suatu industri di masa depan.
iii.
Prakiraan penjualan dan
hubungan industri dan ekonomi
Teknik ini dilakukan dengan cara
membandingkan tingkat penjualan industri dengan kondisi perekonomian secara
keseluruhan yang berhubungan dengan barang dan jasa yang diproduksi oleh
industri tersebut. Teknik ini didasari oleh asumsi bahwa kondisi perekonomian
dimana suatu industri beroperasi akan terkait dengan penjualan dan keuntungan
suatu industri.
*
Persaingan dan return industri yang diharapkan
Faktor penting lain yang
mempengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh suatu industri adalah
intensitas persaingan dalam industri tersebut. Michael Porter berpendapat
mengenai strategi kompetitif, yaitu suatu strategi yang berguna untuk mencapai
posisi kompetitif dalam industri. Intensitas persaingan dalam suatu industri
akan menentukan kemampuan industri untuk tetap memperoleh tingkat return di
atas rata-rata. Intensitas persaingan merupakan gambaran lima faktor utama
persaingan. Lima kekuatan persaingan akan menentukan profitabilitas industri
karena lima faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap komponen ROI dalam
suatu industri. Lima faktor yang menentukan intensitas persaingan dalam
suatu industri adalah:
i.
Persaingan antara perusahaan yang ada dalam industri
Persaingan dipengaruhi oleh
pertumbuhan industri dan biaya tetap, serta hambatan untuk keluar dari industri
tersebut. Pertumbuhan yang lambat akan membuat perusahaan semakin ketat
bersaing memperebutkan pangsa pasar yang relatif kecil. Tingginya biaya tetap
juga akan mendorong peningkatan persaingan, karena dengan tingginya biaya tetap
akan mengharuskan perusahaan untuk memproduksi dengan kapasitas penuh. Hal itu
akan membuat penawaran di pasar akan semakin meningkat yang kemudian akan
menyebabkan harga barang semakin menurun, sehingga persaingan akan semakin
ketat.
ii.
Ancaman pemain baru
Meskipun sebuah industri mempunyai
jumlah pesaing yang sedikit, investor perlu mengidentifikasi
perusahaan-perusahaan yang potensial menjadi pemain baru dalam industri.
Besarnya ancaman pemain baru ini akan dipengaruhi oleh adanya hambatan-hambatan
masuk (barrier to entry) dalam suatu industri, seperti tingginya biaya
investasi, peraturan pemerintah dan harga barang yang relatif kecil
dibandingkan dengan biaya produksi. Jika hambatan masuk suatu industri relatif
tinggi maka kemungkinan adanya pemain baru yang masuk dalam industri tersebut
akan semakin kecil.
iii.
Ancaman adanya produk substitusi
Produk substitusi akan membatasi
profit potensial suatu industri karena barang substitusi akan memunculkan
alternatif bagi produk perusahaan. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan
perusahaan untuk menentukan harga produk akan semakin berkurang, karena
dibatasi adanya produk substitusi. Artinya, jika harga produk perusahaan terlalu
tinggi, konsumen bisa saja berpindah ke produk substitusi yang ditawarkan di
pasar.
iv.
Bargaining power pembeli
Daya tawar pembeli di pasar yang
kuat bisa mempengaruhi profitablitas industri. Hal ini terjadi jika konsumen
dapat menawar harga atau meminta kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan
pilihan dari produk yang akan diberikan oleh pesaing lain. Bila jumlah konsumen
lebih banyak dari jumlah industrinya maka bargaining power konsumen akan
rendah. Sebaliknya jika jumlah industri lebih banyak dari konsumennya maka bargaining
power konsumen akan besar.
v.
Bargaining power pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi return
industri di masa yang akan datang karena mereka mempunyai kekuatan untuk
menentukan harga dan kualitas dari produknya. Jika jumlah pemasok lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah industrinya, maka pemasok memiliki bargaining
power yang besar. Sebaliknya, jika pemasok lebih banyak dari industrinya
maka bargaining power pemasok akan berkurang.
Analisis lima faktor yang menentukan
persaingan industri dapat digunakan untuk menilai profit potensial dari suatu
industri untuk jangka panjang. Disamping itu investor juga bisa mengamati
perubahan lingkungan yang terjadi setiap saat, karena bisa jadi struktur
industri akan berubah akibat adanya perubahan lingkungan tersebut.
*
Estimasi earning multiplier suatu industry
Teknik untuk melakukan estimasi earning
multiplier industri ada dua, yaitu analisis makro dan analisis mikro. Dalam
analisis makro, investor mempelajari hubungan antara earning multiplier untuk
industri dengan earning multiplier pasar. Sedangkan dalam analisis
mikro, estimasi earning multiplier industri dilakukan dengan cara
mengamati variabel-variabel yang mempenagruhi earning multiplier industri,
seperti dividend-payout ratio (DPR), tingkat return yang diisyaratkan
dalam industri (k), dan tingkat pertumbuhan earning dan dividen industri
yang diharapkan (g).
Analisis makro mengasumsikan adanya
hubungan antara perubahan dalam k dan g untuk industri tertentu dengan pasar
keseluruhan. Asumsi ini sama halnya dengan hubungan antara perubahan dalam P/E
rasio industri dengan P/E pasar secara keseluruhan. Sebelum menggunakan
analisis makro untuk mengestimasi earning multiplier untuk
industri, diperlukan suatu usaha mengevaluasi terlebih dahulu kualitas hubungan
antara rasio P/E industri yang akan dianalisis dengan P/E pasar. Disamping itu
perlu dilengkapi dengan pasar mikro.
Estimasi earning multiplier industri
dengan analisis mikro yang dilakukan dengan cara mengestimasi tiga variabel
yang menentukan earning multiplier industri (dividend-payout
ratio, tingkat return yang diisyaratkan dan tingkat pertumbuhan earning dan
dividen yang diharapkan) dan membandingkan ketiga variabel tersebut dengan P/E
pasar. Dari hasil analisis tersebut, selanjutnya dapat diketahui apakah earning
multiplier industri akan berada di atas, di bawah ataupun sama dengan earning
multiplier pasar.
Dalam melakukan analisis fundamental ada dua metode
yang digunakan untuk menyaring saham-saham yang layak mendapat perhatian. Pertama,
top-down (dari atas ke bawah), melihat faktor makro ekonomi terlebih dahulu
untuk mengetahui industri atau sektor usaha yang bagus pada saat itu. Kedua,
bottom-up (dari bawah ke atas) yang merupakan kebalikan dari metode top-down.
Dalam metode ini, investor sudah yakin memilih saham incaran (informasi yang
dapat membuat harga saham naik).
Membaca tabel saham merupakan informasi dasar. Tetapi
itu hanya sebagian kecil saja. Ada banyak informasi lain yang dapat dipakai
oleh investor dan profesional investasi untuk menganalisa fundamental saham. Informasi
yang terbuka atau bahkan yang tersembunyi diusahakan mencari tahu secepatnya.
Angka Berbicara
Empat unsur informasi finansial mencakup: nilai buku
saham, pendapatan per saham, nilai buku ekuitas dan ratio pengeluaran merupakan
indikator yang baik dari bentuk kedudukan sebuah perusahaan dan apakah sahamnya
merupakan investasi yang baik.
· Analisa
fundamental saham bisa dilakukan dengan mempelajari nilai buku saham. Pengertian nilai buku adalah perbedaan
antara asset perusahaan dan passive. Suatu nilai buku yang kecil atau rendah
dari begitu banyak utang, misalnya, berarti bahwa profit perusahaan akan
dibatasi walaupun ia melakukan begitu banyak bisnis. Kadan-kadang nilai buku saham yang rendah berarti
aset yang ditaksir terlalu rendah; para ahli menganggap perusahaan-perusahaan ini
merupakan investasi yang baik.
·
Pendapatan per saham dihitung dengan
membagi jumlah saham ke dalam keuntungan. Jika penghasilannya bertambah tiap
tahun, berarti perusahaan semakin bertumbuh.
·
Nilai buku
ekuitas.
Perolehan dalam ekuitas adalah persentase yang diperoleh dengan membagi
penghasilan perusahaan per saham dengan nilai bukunya.
·
Analisa fundamental saham yang lain
mencakup ratio pengeluaran. Ratio pengeluaran adalah persentase penghasilan
bersih perusahaan yang digunakan untuk membayar dividen.
·
Jumlah yang normal adalah 25% dan 50% dari
penghasilan bersih.
·
Ratio yang lebih tinggi artinya perusahaan
berjuang memenuhi kewajiban-kewajibannya.
Angka-angka tersebut
dicatat secara teratur dalam media finansial dan juga tersedia dari broker. Analisa
fundamental saham dimulai dengan mempelajari keempat unsur informasi finansial
tersebut (nilai buku saham, pendapatan per saham, nilai buku ekuitas, ratio
pengeluaran).
Transparansi Informasi
Perusahaan
terus berhubungan dengan orang yang memiliki sahamnya. Perusahaan dituntut
secara hukum untuk memberitahukan dari waktu ke waktu kepada pemegang saham
mengenai bagaimana jalannya bisnis perusahaan tersebut. Informasi tersebut
dapat sangat bernilai dengan terus membuka rekening dalam investasi Anda.
Informasi
untuk analisa fundamental saham yang paling lengkap diberikan perusahaan
tercakup dalam laporan tahunannya. Anda juga mendapat laporan kwartalan, dengan
ringkasan kinerja perusahaan pada saat itu. Laporan tahunan seperti namanya
yaitu suatu laporan operasi perusahaan selama setahun lalu. Sering sangat rumit
didesain dan diilustrasikan., biasanya dimulai dengan surat dari pimpinan
perusahaan menyangkut masalah-masalah utama tahun lalu dann memberikan beberapa
prediksi yang luas tentang tahun yang akan datang.
Suatu
laporan tahunan sebagai bahan analisa fundamental saham yang yang tipikal
mencakup :
·
Bagian yang memuat garis besar filosofi
perusahaan atau beberapa pengertian bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya.
·
Laporan detail masing-masing segmen
tentang operasi perusahaan.
·
Mereka dapat mengungkapkan
kelemahan-kelemahan dalam struktur manajemen atau produk atau jasa yang
diberikan perusahaan.
·
Informasi finansial, mencakup pernyataan
profit dan kerugian selama setahun dan lembar neraca yang menunjukan aset
perusahaan dan pasiva pada akhir tahun dibanding tahun sebelumnya. Informasi
finansial merupakan salah satu bahan analisa fundamental saham yang penting.
·
Catatan kaki berkaitan dengan ringkasan
keuangan dapat kadang-kadang mengungkapkan masalah-masalah seperti peraturan
hukum yang menentang perusahaan atau peraturan-peraturan pemerintah yang
mungkin mempengaruhi profitabilitas.
·
Pernyataan tertulis dari auditor juga bisa
dijadikan sebagai acuan analisa fundamental saham. Pernyataan tertulis dari
auditor dapat mententramkan pemegang saham karena akuntan publik – hanya yang
terdaftar di Bapepam yang boleh mengaudit perusahaan publik – telah memeriksa
laporan keuangan perusahaan dan menjamin bahwa itu fair dan akurat.
Pada dasarnya analisa
fundamental saham mencakup:
1. Analisa
empat aspek finansial, yaitu: nilai buku saham, pendapatan per saham, nilai
buku ekuitas dan ratio pengeluaran.
2. Analisa
laporan tahunan perusahaan termasuk di dalamnya: garis besar filosofi
perusahaan, laporon detil operasi perusahaan, informasi finansial, catatan kaki
dan pernyataan tertulis dari auditor.
Namun, agar dapat
membuat analisa fundamental secara menyeluruh tidak cukup hanya melihat dari
kedua hal tersebut saja, tetapi harus melihat hal-hal seperti kemampuan
manajemen, operasional, transparansi, rencana, persaingan perusahaan (sejenis
atau apple to apple), tingkat suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi serta
kebijakan atau peraturan pemerintah.
Beberapa langkah
yang harus Anda lakukan dalam melakukan analisis fundamental saham:
·
Amati dan pelajari kondisi makro ekonomi
dan pasar. Disini Anda dapat melihat bidang usaha yang sedang baik dan
prospeknya bagus.
·
Analisa laporan keuangan
perusahaan tersebut untuk mengetahui kinerjanya.
·
Membandingkan dengan perusahaan pesaing
yang sejenis.
·
Analisa harga saham tersebut apakah sudah
murah.
·
Menilai efesiensi operasional perusahaan
tersebut.
·
Memperhatikan kredibilitas manajemen dan
pemegang saham mayoritas.
·
Mencari informasi dari sumber lain
(berita, analisis media massa atau perusahaan sekuritas, hasil riset dan
isu-isu) yang berhubungan dengan perusahaan tersebut.
Milikilah
saham-saham perusahaan dengan memahami betul kinerjanya, bidang bisnisnya,
siapa yang menjalankannya dan prospek bisnisnya kedepan.
b. Analisis
Teknikal Saham
Membahas
soal analisa harga saham, sebenarnya analisis fundamental bukan satu-satunya
alat analisis yang digunakan para investor dan analis. Banyak orang yang
menganut metode lain yang disebut analisis teknikal saham. Bagi mereka, jika
dibandingkan dengan analisis fundamental, analisis teknikal dianggap lebih jitu
untuk melahirkan rekomendasi investasi. Sebagian orang berpendapat bahwa
analisis teknikal lebih sebagai seni ketimbang ilmu pengetahuan.
Pada
prinsipnya analisis teknikal merupakan metode analisis instrumen investasi yang
menggunakan data-data historis mengenai perubahan harga saham maupun instrumen
lainnya, volume dan beberapa indikator pasar yang lain untuk melahirkan
rekomendasi keputusan investasi. Analisis ini bisa diterapkan pada bursa saham,
pasar valuta asing, bursa komoditas atau pasar apapun yang pergerakan harga
dagangannya dipegaruhi oleh permintaan dan penawaran.
Perbedaan analisis fundamental dan teknikal
Jika
analisis fundamental lebih banyak menggunakan indikator-indikator perusahaan
untuk melakukan analisa harga saham
sebuah perusahaan, sebaliknya analisis teknikal saham maupun instrumen lainnya
lebih banyak menggunakan data-data pasar. Berhubung data-data pasar lazim
tersaji dalam bentuk grafik (charts), maka para analis teknikal lebih sering
menggeluti grafik-grafik semacam itu daripada laporan
keuangan emiten. Itu sebabnya para penganut aliran ini sering mendapat
julukan sebagai chartist.
Dengan
menggunakan data-data mengenai harga, pasokan serta permintaan di masa lalu,
analisis teknikal saham bertujuan memprediksi bagaimana permintaan dan pasokan
dimasa mendatang, serta menganalisa harga saham yang mungkin akan terbentuk
karenanya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan suatu tren atau pola yang
berulang dari pergerakan harga saham dan kemudian dieksploitasi untuk
mendapatkan kentungan. Para analis teknikal juga percaya bahwa proses perubahan harga saham yang disebabkan
oleh adanya suatu informasi yang baru di pasar akan cenderung mengikuti suatu
tren tertentu. Dengan menyimpulkan hal-hal tersebut, analisis teknikal dipakai
untuk mendasari keputusan kapan harus mengambil untung (profit taking), mengurangi
kerugian (cut loss), mulai melakukan akumulasi saham atau mulai menahan posisi
(wait & see).
Analisis
fundamental dan analisis teknikal, mana yang lebih baik? Tingkat kesalahan
analisis teknikal relatif lebih tinggi daripada analisis fundamental. Tapi,
jika kita disiplin dan menggunakan tool yang tepat, analisis teknikal saham
bisa sama-sama kuat dengan analisa
fundamental saham. Pada prinsipnya adalah buy low sell high, beli
murah jual mahal.
Analisa
harga saham dan volume perdagangan adalah sarana utama dari analisis teknikal
saham dan grafik adalah sarana untuk menampilkan data tersebut. Data volume
perdagangan akan digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi
pasar dan akan membantu untuk memperkirakan tren harga selanjutnya. Perubahan
harga saham baik kenaikan atau penurunan biasanya akan berkorelasi dengan
kenaikan atau penurunan volume perdagangan. Penurunan harga dari satu pola
tertentu yang diikuti oleh volume penjualan yang sangat tinggi, umumnya akan
diterjemahkan bahwa pasar (saham)
akan mengalami bearish (harganya
menurun).
Analisis
teknikal saham lebih banyak menggunakan data-data pasar. Oleh karena itu, para
analis teknikal lebih suka memperhatikan pergerakan harga saham di bursa dibanding mengamati laporan
keuangan atau membaca berita-berita koran yang berkaitan dengan emiten yang
sedang diamati. Tugas mereka memang mengamati perubahan harga saham tersebut
untuk mempelajari pola berpikir atau perilaku pihak-pihak lain yang terlibat di
bursa. Dari analisa harga saham tersebutlah mereka lalu memprediksikan arah
pergerakan harga saham tersebut melalui data-data yang tersaji dalam bentuk
grafilk (charts).
Mengidentifikasikan
suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang adalah tujuan utama
dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat menemukan sinyal
untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan analisis teknikal saham hanya ada
beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga saham (atau
instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist)
memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga
terendah dan harga penutupan.
Kita
semua memahami, bahwa harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun
secara berangsur-angsur sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa
puncak, lembah atau bisa juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit).
Dalam upaya menganalisa harga saham dan mengidentifikasikan suatu tren
perubahan harga saham, para chartist berpedoman pada dua asumsi penting.
Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus
berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.
Untuk memberikan
gambaran mengenai cara bekerja para analis teknikal, berikut ini ada beberapa
metode analisis teknikal saham yang paling umum digunakan dan mudah dipahami:
·
Moving Average (MA)
Moving average (MA)
atau rata-rata bergerak adalah salah satu dari sekian banyak metode analisa
harga saham yang sering digunakan dalam analisis teknikal saham. Moving average
(MA) adalah rata-rata harga saham selama periode waktu yang telah lalu dan
kemudian diplot ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat itu.
MA yang berasal dari rata-rata harga saham selama lima hari perdagangan,
contohnya, ditulis sebagai MA-5. MA yang berasl dari rata-rata harga selama 15
hari ditulis sebagai MA-15. Jadi moving average menyatakan rata-rata harga
saham tersebut akan dihitung lagi seiring dengan berjalannya waktu. Data harga
yang digunakan biasanya adalah harga penutupan (closing price).
Buatlah sebuah grafik bersumbu X (horizontal) dan Y (vertical). Sumbu X
melambangkan hari (tanggal) da sumbu Y melambangkan harga. Kemudian hitunglah
rata-rata harga saham selama 10 hari kebelakang, termasuk hari ini (MA-10).
Hubungkanlah titik-titik dari harga rata-rata tersebut dalam garis MA.
Bersamaan dengan itu, sambungkan pula titik-titik harga penutupan saham (harga
aktual) setiap harinya pada grafik yang sama sampai jangka waktu yang Anda
kehendaki. Lama-lama akan terbentuk 2 buah kurva yaitu kurva MA dan kurva
aktual.
Cara menganalisanya
adalah jika kurva aktual menembus kurva MA dari bawah ke atas dengan volume
perdagangan yang cukup tinggi, hal tersebut memberi sinyal saat yang tepat
untuk membeli saham.
Sebaliknya jika kurva aktual menembus kurva MA dengan volume perdagangan tingg
dari atas ke bawah, hal tersebut memberi sinyal untuk jual. Pergerakan harga
saham berupa kenaikan harga diikuti dengan volume perdagangan yang tinggi
ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan membaik (bullish). Sedangkan perubahan
harga berupa penurunan harga yang diikuti volume perdagangan yang tinggi
ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan memburuk (bearish).
·
Double Top dan Double Bottom
Metode analisa teknikal saham berikutnya adalah metode double top dan double
bottom. Double Top, pola ini terbentuk ketika ada perubahan harga saham berupa
kenaikan sampai pada level tertentu, lalu turun dan kemudian naik lagi (dengan
volume perdagangan lebih kecil) menyamai level harga tertinggi sebelumnya dan
kemudian menurun lagi. Jika kejadian tersebut berulang sekali lagi, maka akan
terbentuk kurva yang memiliki dua puncak kembar (seperti huruf M). Pola dari
analisa harga saham ini menunjukan bahwa pasar telah dua kali gagal mencoba
menembus batas harga atas (tertinggi) tersebut. Jika harga kemudian menurun sampai
menembus tingkat harga terendah sebelumnya (sebelum puncak yang kedua), itu
mengindikasikan tren pergerakan harga saham akan terus menurun. Pola double top
ini memberikan sinyal untuk segera melakukan aksi jual.
Kebalikan dari pola
Double Top yaitu pola double bottom (seperti huruf W). Dengan logika yang sama,
pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli karena diperkirakan harga
akan terus meningkat.
·
Triangle
Metode analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi menjadi
dua, yaitu Ascending Triangle (segitiga menaik) dan Descending Triangle
(segitiga menurun). Descending Triangle terbentuk jika ada beberapa lembah yang
sama rendah dengan beberapa puncak yang semakin menurun. Dengan kata lain,
terjadi perubahan harga saham antara garis batas bawah yang horizontal dengan
garis batas yang mempunyai kemiringan menurun. Jika harga menembus garis batas
bawah disertai dengan peningkatan volume perdagangan, ini memberi sinyal untuk
melakukan aksi jual karena analisa harga saham tersebut diperkirakan harga akan
terus menurun.
Sementara Ascending Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham mengikuti
pola yang berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini memberikan sinyal
untuk melakukan aksi beli saham karena diperkirakan harga akan terus menaik.
·
Head & Shoulder
Analisis teknikal
saham Head & Shoulder memberikan sinyal untuk jual karena diperkirakan
harga akan terus menurun. Garis leher (neckline) digambarkan dengan menarik
garis lurus dari bagian paling bawah kedua bahu untuk mendapatkan suatu sinyal
kapan aksi jual dilakukan. Jika dari analisa harga saham, pergerakan harga
saham (bahu kanan) menembus garis leher dari atas ke bawah (piercing the
neckline), inilah sinyal untuk segera menjual saham untuk mengurangi kerugian (cut
loss).
Head & Shoulder dapat terjadi secara terbalik (Inverse Head &
Shoulder), dua bahu dan kepala mengarah kebawah. Garis leher terbentuk dengan
menarik garis lurus diatas kedua bahu. Jika pola itu terbentuk dan kurva harga
dibahu kedua (bahu kanan) menembus garis leher dari bawah keatas, maka itu
adalah sinyal untuk beli karena ada kecenderungan perubahan harga saham di mana
harga bakal terus naik.
Bentuk dan ukuran
Head & Shoulder maupun Inverse Head & Shoulder ini dapat bervariasi,
kurva ini bisa dalam jangka waktu yang pendek dan panjang, bisa mendatar atau
memiliki kemiringan tertentu.
·
Support Level & Resistance Level
Pada analisa
teknikal saham support level and resistance level ini, harga dikatakan berada
pada support level (SL) jika harga tersebut berada pada level terendah dan pada
level tersebut pergerakan harga saham berupa penurunan sangat sukar terjadi.
Umumnya SL terbentuk setelah suatu saham mengalami kenaikan harga yang besar
dan kemudian mengalami penurunan karena adanya aksi ambil untung (profit
taking) dari para investor. Sementara, harga saham dikatakan berada pada
resistance level (RL) jika harga berada pada level tertinggi dan pada level
tersebut harga sangat sukar untuk naik. Sebuah RL cenderung akan terbentuk
setelah suatu saham mengalami penurunan yang cukup signifikan dari harga
sebelumnya. SL dan RL dapat diterjadi saat harga sedang dalam tren naik (uptrend),
mendatar (sideway) atau turun (downtrend).
Untuk mendapatkan keuntungan Anda dapat menggunakan prinsip beli murah, jual mahal
(buy low sell high). Jadi, dengan analisa harga saham yang tepat, Anda harus
membeli saham pada saat harga berada pada SL dan menjual saham
pada saat harga diperkirakan berada pada RL. Tentu saja keuntungan yang
diperoleh tidaklah bertahan lama. Makin banyak orang mengetahui adanya SL dan
RL pada suatu saham dan memanfaatkannya, pola ini akan hancur dengan
sendirinya. Kunci dalam menggunakan metode analisa teknikal saham ini adalah
kecepatan memperoleh informasi. Orang yang pertama tahu adanya SL dan RL inilah
yang punya potensi cukup besar untuk memetik keuntungan, sementara yang
belakangan hanya kebagian sisanya saja, atau malah rugi karena sebenarnya RL
dan SL-nya sudah berubah lagi.
Para ahli meyakini
bahwa jika SL ditembus, maka biasanya SL tersebut akan menjadi RL yang baru.
Begitu pula jika RL yang ditembus maka RL tersebut menjadi SL yang baru.
Semakin besar volume perdagangan yang terjadi akan semakin memperkuat posisi SL
dan RL yang terjadi.
Demikianlah beberapa
contoh metode analisa teknikal saham yang sederhana, masih banyak lagi metode
lain yang menganalisa perubahan harga saham yang lebih rumit dengan banyak
parameter yang disertakan. Umumnya para analis menggunakan beberapa metode
sekaligus agar hasil analisa harga saham dan keputusan investasi yang diambil
lebih akurat. Ada banyak aplikasi komputer untuk menghitung rumus analisis
teknikal saham yang semakin canggih, Anda hanya tinggal menginput database
harga saham yang Anda kehendaki dan beberapa metode berbentuk grafik pergerakan
harga saham siap dianalisa.
V.
JENIS
PENILAIAN SAHAM
Ada tiga jenis
penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:
a. Nilai
buku
Nilai buku ialah
nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan.
Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva
bersih untuk saham yang dimiliki investor.
Beberapa nilai yang
berkaitan dengan nilai buku:
* Nilai
nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.
* Agio
saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan investor kepada
emiten dikurangi harga nominalnya.
* Nilai
modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan
emiten, yaitu jumlah nilai nominal ditambah agio saham.
* Laba
ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dan
diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan sumber dana internal.
b. Nilai
pasar
Nilai pasar
merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar
modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi
dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga
inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.
c.
Nilai intrinsik
Nilai intrinsik
adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut
mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal.
Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran
kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain
(Sulistyastuti, 2002).
VI.
SAHAM
PERDANA (IPO – INITIAL PUBLIC OFFERING)
Sebuah perusahaan
yang akan memutuskan akan go public harus terlebih dahulu mempersiapkan segala
persyaratan dokumen yang diharuskan oleh Bapepam, kemudian perusahaan tersebut
dapat menawarkan sahamnya kepada publik – Penawaran Saham Perdana (IPO-Initial
Public Offering).
Proses go public
perusahaan
Bermula
dari perusahaan kecil yang membuat produk atau jasa yang kemudian berkembang,
sehingga akhirnya dapat menjadi perusahaan yang cukup maju. Perusahaan terus
berjalan, produksi atau jasa kian bertambah, modal perusahaan juga harus
diperbesar bahkan jika perlu harus dilakukan ekspansi. Jika suatu perusahaan
sudah sampai pada tahap tersebut, maka perusahaan tersebut dapat memilih untuk
go public – sharing kepemilikan saham
dengan publik dan sebagai kompensasinya perusahaan tersebut memperoleh modal
yang dibutuhkan.
Langkah
awal proses go
public perusahaan adalah direksi perusahaan datang ke perusahaan
sekuritas yang akan bertindak sebagai penjamin emisi yang menjamin
penawaran saham perdana perusahaan tersebut. Perusahaan sekuritas bersama-sama
dengan emiten mempersiapkan dokumen, menetapkan harga saham dan menjualnya ke
publik.
Proses
go public perusahaan selanjutnya adalah menyiapkan prospektus
perusahaan. Penjamin emisi akan menyiapkan prospektus perusahaan go
public, yaitu suatu dokumen resmi yang harus disiapkan untuk setiap investor
yang tertarik terhadap perusahaan tersebut. Isi prospektus tersebut tentang
analisa detail sejarah keuangan perusahaan, tentang produk atau jasa dan latar
belakang serta pengalaman manajemen perusahaan. Prospektus perusahaan go public juga memperkirakan
berbagai macam resiko yang akan dihadapi perusahaan. Prospektus penawaran
perdana saham itu dipublikasikan melalui iklan prospektus singkat. Iklan
tersebut menginformasikan hal-hal yang layak diketahui oleh calon-calon
investor. Penjamin emisi kadang juga mengatur pertemuan antara manajemen
perusahaan dengan investor potensial besar, seperti para manajer untuk dana pensiun,
manajer investasi reksadana atau unit link.
Setelah
melalui masa penawaran saham perdana, penjatahan, dilanjutkan dengan
pengembalian uang pemesanan bagi pembeli yang tidak kebagian saham, kemudian
penyerahan kolektif saham maka sekitar satu bulan kemudian saham tersebut
dicatatkan (listing) di bursa efek. Sejak hari pertama pencatatan itu, saham
sudah resmi diperdagangkan di pasar sekunder. Saat saham diperdagangkan pada
hari berikutnya, harga saham tersebut bisa saja naik atau turun, tergantung keputusan
investor dalam menahan atau menjual sahamnya.
Investor yang menjual sahamnya pada hari pertama listing, semata-mata hanya
mengejar capital gain, tentu saja jika harga saham tersebut naik. Tapi jika
harga saham tersebut turun, orang cenderung menahan sahamnya untuk waktu yang
lebih lama sambil mengunggu harganya naik. Turun atau tidaknya harga saham
IPO tergantung pada banyak faktor. Faktor yang paling utama adalah
kondisi perusahaan tersebut ketika masuk bursa, baik atau buruk. Karena ada
perusahaan yang terpaksa masuk bursa karena ada perjanjian dengan krediturnya.
Dengan kondisi seperti itu, maka terbuka kemungkinan harga sahamnya juga mudah
turun. Berbeda dengan perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (IPO)
karena kebutuhan ekspansi bisnis.
Cara beli saham
IPO
Berikut ini adalah
langkah-langkah atau cara membeli saham IPO:
§ Dapatkan
lembaran formulir pemesanan pembelian saham penawaran umum yang disebut dengan
Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS), kemudian isi formulir tersebut dan
lampiri dengan dengan fotokopi KTP.
§ Lakukan
pembayaran atas pemesanan yang Anda lakukan dan simpan bukti pembayaran
tersebut.
§ Kembalikan
formulir pemesanan untuk penawaran saham perdana (IPO) tersebut yang dilengkapi
dengan bukti pembayaran ke agen penjualan tepat waktu. Hari terakhir masa
penawaran umum merupakan hari terakhir pengembalian. Masa penawaran umum
berlangsung selama minimal tiga hari.
§ Tunggu
pengumuman hasil penjatahan. Pemesanan saham tidak selalu dapat dipenuhi
semuanya. Jika jumlah efek yang dipesan melebihi jumlah efek yang tersedia,
maka pemesan akan mendapatkan setidaknya satu lot plus bagian yang
teralokasikan dari sisa yang ada. Atau jika setiap pemesan tidak mendapat
kesempatan minimal satu lot, maka penjatahan dilakukan dengan cara undian.
§ Dapatkan
Surat Saham Kolektif (SSK), yaitu bukti investasi.
Demikian cara beli
saham IPO. Jika kebagian jatah dalam membeli saham perdana, untungnya cukup
lumayan. Dapat membeli dengan harga diskon, sementara menjualnya kembali dengan
harga penuh. Namun, tetap saja harus hati-hati dengan tetap jeli menilai fundamental
emiten dengan melakukan analisa
fundamental saham. Jadi bisa juga dinilai bahwa saham bagus atau
jelek itu bermula dari niat perusahaan tersebut melakukan penawaran saham
perdana (IPO). Permasalahannya tidak mudah mengetahui niat masing-masing
perusahaan untuk masuk bursa.
VII.
BERBAGAI
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF BURSA SAHAM
Berbagai sisi
positif dari bursa tersebut tergambar pada hal-hal berikut:
§ Bursa
saham ini membuka pasar tetap yang mempermudah para pembeli dan penjual untuk
saling bertemu lalu melakukan transaksi instan maupun transaksi berjangka
terhadap kertas-kertas saham, giro maupun barang-barang komoditi.
§ Mempermudah
pendanaan pabrik-pabrik dan perdagangan dan proyek pemerintah melalui penjualan
saham dan kertas-kertas giro komersial.
§ Bursa
ini juga mempermudah penjualan saham dan giro pinjaman kepada orang lain dan
menggunakan nilainya. Karena para perusahaan yang mengeluarkan saham-saham itu
tidak mematok harga murni untuk para pemiliknya.
§ Mempermudah
mengetahui timbangan harga-harga saham dan giro piutang serta barang-barang
komoditi, yakni pergulatan semua hal tersebut dalam dunia bisnis melalui
aktivitas penawaran dan permintaan.
Adapun dampak-dampak
negatif dari adanya bursa saham ini tergambar pada hal-hal berikut:
§ Transaksi
berjangka dalam pasar saham ini sebagian besarnya bukanlah jual-beli
sesungguhnya. Karena tidak ada unsur serah-terima dalam pasar saham ini antara
kedua pihak yang bertransaksi, padahal syarat jual-beli adalah adanya
serah-terima dalam barang yang disyaratkan ada serah-terima barang dagangan dan
pembayarannya atau salah satu dari keduanya.
§ Kebanyakan
penjualan dalam pasar ini adalah penjualan sesuatu yang tidak dimiliki, baik
itu berupa mata uang, saham, giro piutang, atau barang komoditi komersial
dengan harapan akan dibeli di pasar sesunguhnya dan diserah-terimakan pada
saatnya nanti, tanpa mengambil uang pembayaran terlebih dahulu pada waktu
transaksi sebagaimana syaratnya jual beli as-Salm.
§ Pembeli
dalam pasar ini kebanyakan membeli menjual kembali barang yang dibelinya
sebelum dia terima. Orang kedua itu juga menjualnya kembali sebelum dia terima.
Demikianlah jual-beli ini terjadi secara berulang-ulang terhadap satu objek
jualan sebelum diterima, hingga transaksi itu berakhir pada pembeli terakhir
yang bisa jadi sebenarnya ingin membeli barang itu langsung dari penjual
pertama yang menjual barang yang belum dia miliki, atau paling tidak menetapkan
harga sesuai pada hari pelaksanaan transaksi, yakni hari penutupan harga. Peran
penjual dan pembeli selain yang pertama dan terakhir hanya mencari keuntungan
lebih bila mendapatkan keuntungan saja, dan melepasnya bila sudah tidak
menguntungkan.
§ Yang
dilakukan oleh para pemodal besar dengan memonopoli saham dan sejenisnya serta
barang-barang komoditi komersial lain di pasaran agar bisa menekan pihak
penjual yang menjual barang-barang yang tidak mereka miliki dengan harapan akan
membelinya pada saat transaksi dengan harga lebih murah, atau langsung
melakukan serah-terima sehingga menyebabkan para penjual lain merasa kesulitan.
§ Sesungguhnya
bahaya pasar modal semacam ini berpangkal dari dijadikannya pasar ini sebagai
pemberi pengaruh pasar dalam skala besar. Karena harga-harga dalam pasar ini
tidak sepenuhnya bersandar pada mekanisme pasar semata secara praktis dari
pihak orang-orang yang butuh jual-beli. Namun justru terpengaruh oleh banyak
hal, sebagian diantaranya dilakukan oleh para pemerhati pasar, sebagian lagi berasal
dari adanya monopoli barang dagangan dan kertas saham, atau dengan menyebarkan
berita bohong dan sejenisnya. Disinilah tersembunyi bahaya besar menurut
tinjauan syari’at. Karena cara demikian menyebabkan ketidakstabilan harga
secara tidak alami, sehingga berpengaruh buruk sekali pada perekonomian yang
ada.
Sebagai contoh saja
bukan untuk menyebutkan secara keseluruhan: sebagian besar investor sengaja
melempar sejumlah kertas saham dan giro, sehingga harganya menjadi jatuh karena
terlalu banyak penawaran. Pada akhirnya para pemilik saham kecil-kecilan
bergegas menjualnya kembali dengan harga murah sekali, karena khawatir harga
saham-saham itu semakin jatuh sehingga mereka semakin rugi. Dengan adanya
penawaran mereka itu, mulailah harga saham itu terus menurun, sehingga para
investor besar itu berkesempatan membelinya kembali dengan harga lebih murah
dengan harapan akan bisa meninggikan harganya dengan banyaknya permintaan. Pada
akhirnya para investor besarlah yang beruntung sementara kerugian besar-besaran
harus ditanggung investor kecil-kecilan, sebagai akibat dari perbuatan investor
besar yang berpura-pura melempar kertas-kertas saham itu sebagai ikutan. Hal
itupun terjadi di pasar komoditi komersial.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dibutuhkan analisis saham yang bertujuan untuk menaksir
nilai intrinsik suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar
saat ini saham tersebut.nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas yang
diharapkan dari saham tersebut.pedoman yang dipergunakan adalah sebagai
berikut:
1. Apabila nilai intrinsik > harga
pasar saat ini maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu
rendah)dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan Apabila saham tersebut
telah dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik < harga
pasar saat ini maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal) dan
karenanya seharusnya dijual.
3. Apabila nilai intrinsic = harga
pasar saat ini maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam
kondisi keseimbangan.
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau
yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham.variabel-variabel ekonomi
tersebut seperti laba perusahaan,dividen yang dibagikan,variabilitas laba dan
sebagainya.
Saran
Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga
saham yang berulang adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya
dengan harapan agar dapat menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan (tahan) atau
jual (sell). Dalam melakukan analisis saham hanya ada beberapa data utama yang
diperlukan, yaitu perubahan harga saham (atau instrumen lainnya) dan nilai
transakasi. Para analis teknikal (chartist) memilah harga menjadi empat jenis :
harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan.
Harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun
secara berangsur-angsur sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa
puncak, lembah atau bisa juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit).
Dalam upaya menganalisa harga saham dan mengidentifikasikan suatu tren
perubahan harga saham, para chartist berpedoman pada dua asumsi penting.
Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus
berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.
DAFTAR
PUSTAKA
*
http://www.belajarinvestasi.net/saham/kamus-istilah-dalam-saham-glossary
*
http://bisnistradingonline.blogspot.co.id/2010/03/karakter-tiap-saham-berbeda.html
*
http://www.bisnisemas1.com/jenis-jenis-saham.htm
*
http://ihsansaidi.blogspot.co.id/2013/07/makalah-saham.html
*
http://dksaragih.com/hukum/perusahaan/peralihan-hak-atas-saham/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar